JUAL BELI
A. Pengertian Jual Beli
Secara bahasa, dalam bahasa Arab, jual beli berarti al-bay’u yang berarti mengambil atau memberikan sesuatu. Secara istilah Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara tertentu. Cara-cara itu diatur dalam ketentuan fikih muamalah tentang jual beli. Di antaranya rukun, syarat, dan khiyar.
B. Hukum Jual Beli
Hukum asal jual beli adalah mubah atau boleh. Meskipun demikian ada beberapa sebab yang bisa mengubah hukum asal ini. Jual beli bisa menjadi wajib apabila menjual merupakan suatu keharusan, seperti menjual untuk membayar hutang yang sudah jatuh tempo. Jual beli juga bisa menjadi sunah jika barang yang dijual sangat diperlukan oleh pembeli. Hukum jual beli pun bisa berubah menjadi haram apabila dilakukan dalam rangka kemaksiatan, seperti menjual barang haram, jual beli dengan tujuan merusak harga pasar, atau menjual barang yang bisa merusak ketentraman masyarakat.
C. Rukun dan Syarat
Tentu kalian sudah tahu makna rukun. Dalam fikih muamalah rukun merupakan sesuatu yang harus ada dalam muamalah. Jika tidak ada akan menyebabkan muamalah yang dilakukan tidak sah. Adapun rukun jual beli terdiri dari adanya penjual dan pembeli, ada obyek yang dijual belikan, dan akad (ijab qabul) jual beli.
Syarat
o Penjual dan pembeli
1. Berakal : Bukan orang gila atau memiliki keterbelakangan mental
2. Baligh : Meskipun balig menjadi syarat sah jual beli, sebagian ulama berpendapat bahwa anak yang belum balig tapi sudah mengerti boleh melakukan jual beli dalam skala kecil
3. Dengan kehendak sendiri
o Objek yang dijual belikan
1. Suci
2. Ada manfaatnya
3. Dapat diserah terimakan
4. Milik sendiri atau milik orang yang diwakili
5. Diketahui oleh penjual dan pembeli
o Akad jual beli (Ijab dan qabul)
1. Ijab dan qabul berhubungan
2. Bermakna mufakat
3. Tidak disangkutkan urusan lain
4. Tidak berwaktu
Pada syarat penjual dan pembeli itu ada syarat baligh. Bagaimana hukum seorang anak kecil yang di perintah ibunya membeli gula di warung?
BalasHapus